Pukul 14.00, ada cahaya kecil harapan yang mulai muncul. Untungnya, jalanan dapat dilalui oleh satu mobil. Sementara dalam perjalanan, aku memperhatikan lingkungan sekitar yang jauh dari kata “mewah”, dengan hamparan sawah yang tak berujung membuat hatiku ingin kembali.
Akhirnya, kami menemukan 2 nenek tinggal kandang kambing Mbah Ici dan Mba Uki. Jalanan sudah tidak semulus yang kami temui sebelumnya, dan bahasa daerah yang mereka gunakan membuat kami kurang mengerti. Namun, melihat ekspresi mereka, aku yakin bahwa kunjungan kami membuat mereka senang.
Kami melihat 2 nenek tinggal kandang kambing yang menjadi tempat untuk beristirahat. Ironisnya, aroma kotoran kambing sudah tercium sebelum kami masuk ke dalam kandang.
Bayangkan, mereka telah tinggal di sana selama puluhan tahun, sebuah kenyataan yang menyayat hati, tapi keadaan yang memaksa mereka bertahan.
Namun, satu hal yang patut disoroti adalah bahwa mereka mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat, yang membangun rumah mereka atas bantuan dari media yang memberitakan kasus mereka. Ini adalah kekuatan media yang luar biasa.
Kisah dua bersaudara nenek tinggal kandang kambing di Karawang mengajarkan kepada kita bahwa kehidupan sejati bukanlah tentang seberapa besar harta yang kita miliki, melainkan seberapa besar kita bisa membangun hubungan yang tulus, dan seberapa tegar kita menghadapi cobaan hidup. Dan dari kandang kambing itu, serta menginspirasi orang-orang di sekitar mereka.