“Dulu rasanya jadi anak gaul banget kalau udah pernah nongkrong di Mal Blok M,” ujar Anita (39) yang kini bekerja sebagai karyawan swasta wilayah Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
Tidak berlebihan rasanya jika menyebut Mal Blok M bisa membuat kepercayaan diri orang meningkat dan merasa jadi anak ‘gaul’ bisa bergabung dalam euphoria Mal Blok M. Bahkan, kondisi Mal saat itu bak gula yang dikerumuti semut dalam arti tidak pernah sepi pengunjung bahkan masyarakat terus datang memenuhi Mal tersebut setiap harinya.
Banyaknya pengunjung yang datang ini juga didukung dengan kemudahan akses transportasi menuju ke lokasi. Mengingat Mal Blok M terletak tepat di bawah Terminal Blok M, Jakarta Selatan. Sehingga semua bus akan berhenti di terminal dan penunjung tinggal turun melalui akses bawah tanah menuju area mal.
Melihat geliat yang sangat tinggi, Mal tersebut dipredisksi akan terus mengepakan sayapnya lebih tinggi di masa depan. Mal ini diperkirakan akan terus menjadi tempat pilihan masyarakat di tengah gempuran munculnya Mal yang lebih bagus dan transaksi online yang ikut meramaikan aktivitas perdagangan tanah air.
Tapi siapa sangka, Mal Blok M yang sempat berjaya ini mulai tergerus oleh waktu. Kini Mal Blok M seolah bernafas antara hidup dan mati secara perlahan. Tidak bisa dihindari, Mal Blok M yang berjaya selama kurang lebih dua dekade tersebut harus menerima nasib naas yang memilukan.
Tidak semerta merta langsung ditinggalkan begitu saja, Mal ini mengalami penurunan minat pengunjung secara bergelombang dan perlahan-lahan. Adapun, Mal Blok M tercatat sudah mulai ditinggalkan pelanggan sejak tahun 2017 yang ditandai dengan hengkangnya dua strore raksasa yang tadinya ada di dalamnya. Pada awalnya, perginya kedua store tersebut tidak lantas mematikan aktivitas Mal Blok M.
Setidaknya setelah itu, tempat yang kosong yang ditinggalkan kemudian difungsikan untuk lokasi bursa mobil bekas, onderdil, aksesoris dan spare parts otomotif. Pendatang baru ini cukup menarik perhatian pelanggan meski angka penunjung yang datang tidak sebanyak biasanya. Para pedagang terus bersemangat berdagang dan menawarkan dagangan mereka kepada pengunjung yang datang ke lokasi.