Kini alih-alih merasa malu dan tidak nyaman, Tom-tom dan teman-teman pekerja lainya justru sangat bangga menggunakan seragam ketika bekerja. Bahkan, ia langsung mengenakan baju seragam tersebut dari rumah ke lokasi kerja dan sebaliknya menggunakan kendaraan roda dua.
“Sekarang pakai seragam buat kerja di pasar dulu, insyaAllah pakai seragam di kantor yang bagus. Jadi semangat juga buat saya dan teman-teman,” tutupnya.
Lalu hal yang paling menarik di sini ialah seragam menjadi fesyen tersendiri yang mulai merambah pasar tradisional. Hal ini tentu menjadi sebuah hal yang mejadi perhatian.
Pasalnya tanpa disadari, para pengusaha kini sudah mulai memikirkan segi fesyen yang digunakan dalam bidang usaha yang digeluti. Ia sadar jika menyisipkan tren fesyen dengan seragam di pasar merupakan daya tarik yang mampu menaikan pelanggan dan diikuti oleh omset yang bertambah.
Dari sini jika ditarik, fesyen yang bagus mampu menjadi daya tarik bagi orang lain. Inilah yang kemudian diamanfaatkan tidak hanya pengusaha dalam skala besar tetapi juga merambah hingga ke pasar-pasar tradisional.
Tren fesyen terbukti tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan lifestyle golongan masyarakat tetapi juga mampu meningkatkan citra perusahaan atau pengusaha pada berbagai bidang usaha yang mereka geluti tanpa terkecuali.
Menggunakan segaram dalam bekerja saat ini sudah mulai menjadi tren tersendiri. Namun, berseragam di pasar tradisional, apalagi pedagang ayam potong yang identick dengan kesan kotor adalah satu hal yang harus mendapat apresiasi.