Dalam buku tersebut juga dijelaskan, ada Kampung Bali lainnya yakni Kampung Bali Krukut di sebelah barat Jalan Gajahmada Jakarta Barat sekarang. Sedangkan, juga ada yang bernama Kampung Bali Angke yang kini menjadi Kelurahan Angke, mulai dihuni orang orang Bali sejak tahun 1709 yang dipimpin Gusti Ketut Badulu.
Kembali kepada fokus Kampung Bali Mester, dikutip juga dari buku Ensiklopedi Jakarta, bahwa penamaan kawasan Jatinegara Mester sebenarnya berasal dari seorang tokoh Belanda ‘Meester Cornelis Senen’. Ia merupakan seorang pemilik tanah di sana.
Di tempat itu pada tahun 1661, Meester Cornelis Senen mempunyai sebidang tanah luas penuh pohon jati. Tahan luas penuh pohon jati itulah yang kemudian dikenal dengan nama kawasan Meester Cornelis yang merujuk kepada pemiliknya.
Kita bisa membayangkan jika pasa masa tersebut, bahwa terdapat beberapa pedagang yang masih menggunakan pikulan untuk mendistribusi distibusi produk. Lalu, juga terdapat beberapa delman yang ngetem menunggu penumpang, karena menjadi sarana transportasi umum bagi masyarakat saat itu.
Sebenarnya, penyebutan nama Pasar Jatinegara juga diawali saat pendudukan tentara Jepang. Ketika itu balatentara Dai Nippon mengganti semua atribut berbahasa Belanda dan mencari nama lain dalam bahasa Melayu. Sehingga, Meester Cornelis Senen diubah menjadi Pasar Jatinegara.