Diakui Kang Udin, hal itu tidak lantas menyurutkan niatnya untuk menjadikan Kota Tua sebagai tujuan destinasi wisata. Ia bersama keluarga bahkan dikatakannya cukup sering ia datangi dari rumahnya yang terletak di Galur, Jakarta Pusat.
Ia dan keluarga, sengaja datang sore hari yang memang digadang-gadang pas karena sinar matahari sudah tidak terlalu terik lebih sejuk untuk berkeliling. Tujuan utamanya ialah menuju ke air mancur pelataran kota.
Di matanya, wisata baru ini cukup menyejukan hati dan cukup menjadi tempat healing yang pas dan murah meriah di tengah kepenatan mencari nafkah sehari-hari.
Tidak muluk-muluk, di lokasi itu ia dan keluarganya hanya membeli jajanan yang ada dan memilih menikmatinya di pinggir kolam. Percikan air yang mengalir terasa sangat nyaman terdengar menemani Kang Udin menikmati roti yang sembari bersenda gurau dengan orang terkasih.
Selain duduk di pinggir kolam yang syahdu, pengunjung juga bisa duduk di lantai beralaskan tikar yang disediakan oleh para pedagang di sana. Ada banyak hal yang bisa dilakukan di sana mulai dari menikmati jajan di lokasi, bersenda gurau hingga mengabadikan momen bersama orang-orang tersayang.
Pemandangan ini terlihat sangat sederhana dan namun terasa sangat hangat. Dari sini healing tidak harus pergi ke tempat mewah dan semacamnya, ternyata berkumpul bersama keluarga di tempat yang nyaman juga menjadi healing yang mahal dan tidak terbayarkan harganya.
Adanya wisata Kota Tua ini juga seolah menghidupkan harapan para pedagang yang biasa mencari nafkah di lokasi. Meski sadar menyumbang kesemerawutan, di mata mereka bagaimana mencari pendapatan adalah yang menjadi fokus.