“Pengunjung yang datang hampir semuanya pasti jajan di sini. Sejauh ini dagangan selalu ludes terjual apalagi kalau hari libur itu pendapatan bisa dua kali lipat dibanding hari biasa,” curhat seorang pedagang sempol, Dodi (37).
Terlebih lokasi wisata yang tidak dipungut biaya memungkinkan masyarakat tidak perlu memikirkan biaya lebih dan bisa digunakan untuk membeli jajanan yang ditawarkan.
Namun tentu, alangkah baiknya jika sebuah lokasi wisata yang bahkan sudah dilirik dunia bisa diatur sebagaimana mestinya. Selain peran pemerintah yang sudah melakukan peningkatan fasilitas, tentu harus ada kesadaran dari masyarakat untuk sama-sama menciptakan lingkungan yang bersih, aman dan nyaman.
Sebab kebiasaan masyarakat yag seolah acuh tak acuh justru yang membuat lokasi wisata yang sebenarnya asri menjadi tidak teratur. Jika tidak ada perhatian lebih dari pemerintah, kondisi semakin parah. Dengan banyaknya pedagang kaki lima pemerintah harus memfasiltasi area berdagang tanpa mengganggu pejalan kaki dan pengunjung lain. Namun, kondisi saat ini justru berbanding terbalik dengan apa yang menjadi seharusnya.
Apapun kondisinya, Kota Wisata tetap menjadi tujuan destinasi favorit masyarakat Jakarta dan semua sejarah yang akan menjadi bayangan selamanya.
Terlebih, saat MRT Jakarta akan resmi beroperasi nantinya lokasi ini diprediksi akan meningkatkan pengunjung. Terlebuh, lokasi ini juga berdekatan dengan pasar Asemka yang merupakan pusat barang grosiran dengan harga miring.
Dengan adanya Kota Tua menambah rentetan destinasi wisata yang dapat dikunjui masyarakat dan menjadi tempat healing yang masuk dalam list.
Pemerintah terus melakukan peningkatan agar Kota Tua yang sudah melegenda tetap bisa menajdi magnet wisatawan dengan karakternya sendiri. Ada banyak sejarah kota hingga arena hiburan yang bisa dinikmati di sini.